Penyakit Usus Buntu, Apa Penyebabnya dan Kenapa

Penyakit Usus Buntu, Apa Penyebabnya dan Kenapa?

Penyakit Usus Buntu, Apa Penyebabnya dan Kenapa? – Pada sistem pencernaan, tentu ada berbagai macam organ yang mendukung untuk mencerna setiap makanan yang masuk. Salah satunya yakni usus buntu atau apendik, yang sejak lama rupanya tak diketahui secara pasti fungsinya. Namun nyatanya, organ yang panjangnya tidak lebih dari 2 hingga 4 inci saja dan memiliki bentuk seperti kantong kecil yang melekat pada usus besar kita, tepat di persimpangan antara usus besar dan usus kecil memiliki fungsi dalam pencernaan.

Selama ini para ilmuwan menduga bahwa apendik hanyalah organ dalam tubuh manusia yang ribuan tahun lalu berfungsi namun kita tidak dibutuhkan lagi. Pendapat itu lantas ditangguhkan kala peneliti dari Duke University Medical Centre di California Utara mengemukakan di tahun 2007 bahwa usus buntu sebenarnya adalah ‘sarang’ bagi para bakteri yang menguntungkan apabila adanya gangguan pada sistem pencernaan.

Bahwa ketika pencernaan mengalami sakit akibat dari bakteri seperti penyebab diare, lapisan usus akan mengalami peradangan, namun bakteri baik di dalam apendik tetaplah aman. Lalu, begitu kondisi penderita membaik, bakteri baik tadi akan kembali ke usus sebelum ada bakteri ‘jahat’ mendominasi.

Namun, karena kini masih hanya dikenal menjadi ‘sarang’, tak lantas membuat usus buntu atau apendiks luput dari serangan penyakit. Organ diserang peradangan  atau biasanya dikenal dengan Penyakit Usus Buntu, sehingga perlu dikenali dan ditanggapi dengan baik sebelum menjadi terlambat nantinya.

Bagaimana Cara Mengenali Adanya Gangguan pada Usus Buntu Itu?

Rasa sakit yang dirasakan oleh penderita biasanya mencapai kata ‘luar biasa’ sehingga pilihan operasi guna mengangkat usus buntu kerap dijadikan solusi. Namun, tentu ada baiknya bilamana kita mengenal tanda-tanda dari penyakit ini sebelum benar-benar meradang dan  memasuki fase yang lebih parah. Berikut merupakan gejala dari gangguan usus buntu yang perlu dikenali sebelum terlambat :

  • Kehilangan nafsu makan.
  • Sakit pada bagian pusar, yang biasanya menjadikan adanya perasaan tidak begitu nyaman yang kemudian berpindah ke bagian bawah perut secara pelan-pelan.
  • Demam. Tidak hanya rasa sakit juga kurang nyaman di bagian perut, namun juga naiknya suhu tubuh merupakan salah satu tanda adanya sakit usus buntu.
  • Diare merupakan ciri khusus adanya gangguan pada apendik yang bersarang pada diri kita.
  • Seringkali merasakan mual dan muntah. Bilamana terjadi selama 12 jam  tanpa henti, maka segera bawa penderita ke dokter.
  • Kerap atau seringkali merasa kembung dan juga sulit buang gas.

Namun, dikarenakan letak usus buntu pada tiap orang nyatanya bisa berbeda-beda menjadi salah satu alasan sulitnya proses diagnosis. Karena selain melekat pada usus besar, nyatanya beberapa orang ada yang terletak di bagian lain, misalnya pada panggul di belakang usus besar atau di belakang hati. Segeralah cek dokter bilamana tiga ciri di atas terjadi pada Anda.

Apa Saja Penyebab dan Pemicu Adanya Gangguan Pada Usus Buntu?

Penyakit Usus Buntu adalah penyakit menyerang seseorang lantaran adanya peradangan pada bagian usus buntu kita, di mana telah terjadi penyumbatan. Hal ini disebabkan oleh benda keras yang ada dalam tinja hingga menumpuk, atau cabang getah bening menjadi bengkak. Biasanya pembengkakan ini semakin berkembang setelah adanya infeksi saluran pernapasan atas.

Penyakit ini dapat terjadi lantaran adanya pola makan yang buruk, sering menunda lapar terlalu lama, terlalu banyak mengonsumsi makanan yang terlalu pedas, asam, dan juga asin. Hindari juga menahan buang air besar, sebab ini merupakan salah satu faktor yang melatar belakangi adanya penyakit ini.

Bagaimana Cara Mengobati Gangguan Pada Usus Buntu Ini?

Langkah pengobatan utama bagi penderita Penyakit Usus Buntu yakni melalui jalan operasi guna mengangkat usus buntu atau yang dalam kamus medis disebut dengan apendektomi. Operasi sangat dianjurkan untuk penderita Usus Buntu agar terhindar dari pecahnya Usus. Menjalani operasi jauh lebih aman dibandingkan menunggu konfirmasi pasti bahwa ada peradangan usus buntu, karena resiko pecahnya usus buntu nyatanya bertambah.

Sama seperti semua jenis operasi, apendektomi tetaplah mempunya resiko seperti adanya infeksi luka dan juga pendarahan. Namun, pada apendektomi, dikarenakan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, jarang menyebabkan komplikasi dalam jangka panjang.

Namun nyatanya terdapat penelitian yang menjelaskan bahwa penyakit ini pada kategori tertentu dapat ditangani hanya dengan antibiotik. Sebagian paramedis memakai antibiotik guna menangani usus buntu yang bengkak. Pada kondisi ini, usus buntu belum pada kondisi pecah sehingga tidak harus ditangani dengan operasi secepatnya.

Penelitian ini dilakukan oleh Nottingham University Hospitals di Inggris dengan membandingkan hasil penanganan usus buntu ringan yang ditangani dengan operasi dan yang ditangani dengan antibiotik.

Selain itu, ada juga cara menangani penyakit ini secara tradisional. Yakni dengan mengonsumsi ramuan tradisional yang memiliki bahan sebagai berikut: 3 ruas jari kunyit (diparut dan diambil airnya), 2 sendok makan air jeruk nipis, garam dan gula merah secukupnya, dan ditambah satu cangkir air. Minum ramuan ini selama seminggu berturut-turut.

Bisakah Mencegah Usus Buntu Sebelum Terlambat?

Tentunya sebelum berakhir di fase mengobati, ada baiknya mengetahui hal-hal agar tak terserang penyakit. Berikut adalah beberapa cara mencegah yang bisa Anda baca dan terapkan:

Usus Buntu dapat dicegah dengan banyak makan makanan berserat, perbanyaklah makanan berserat. Dikarenakan penyakit ini disebabkan oleh tinja yang menumpuk, maka hal terbaik untuk membersihkannya dengan mulai mengonsumsi makanan berserat.

Hindari menahan buang air besar. Mungkin Anda kerap melakukan ini di tengah kesibukan atau macet. Namun ternyata menahan buang air besar termasuk salah satu cara ampuh guna mencegah gangguan pada usus buntu, sehingga biasakan untuk mengosongkan isi perut Anda ketika harus. Menepilah di satu tempat atau tinggalkan kesibukan Anda untuk sementara waktu.

Perbanyak minum air putih. Ternyata minum delapan gelas air dalam satu hari dapat membantu Anda mencegah bakteri penyebab penyakit bersarang di tubuh Anda, termasuk mencegah Penyakit Usus Buntu. Hal ini sangat disarankan, terlebih bagi Anda yang memiliki kesibukan berada di depan layar komputer selama berjam-jam. Biasakan untuk menyediakan air minum di dekat Anda.

Previous Post Next Post

You Might Also Like

No Comments

Leave a Reply